Monday, April 16, 2007

The Magic of Give Thanks

Awalnya aku selalu merasa hidupku sangat berat. Aku merasa aku sudah berusaha maksimal tapi belum mendapatkan hasil yang sesuai. Seringkali aku merasa Tuhan tidak mengabulkan doaku. Dan ini membuat aku down.

Suatu hari, saat aku lagi down, aku merenung. Aku membandingkan diriku dengan orang-orang lain yang ada di sekitarku. Ternyata, aku masih jauh lebih beruntung dari banyak orang di sekitarku. Aku mengingat-ingat kembali perjalanan yang telah aku lalui selama ini. Aku memperhatikan, ternyata banyak sekali yang sudah aku dapatkan selama ini. Tuhan telah mengabulkan banyak permohonanku. Sebenarnya, Tuhan telah menuntunku selama ini. Hanya saja, aku yang tidak pernah bersyukur atas apa yang sudah diberikanNya.

Suatu hari aku menerima sms dari seorang teman, isinya benar-benar membuat aku sadar

“Ketika aku berdoa,
Aku minta kekuatan, Tuhan beri aku rintangan tuk buat aku kuat.
Aku minta kebijaksanaan, Tuhan beri aku masalah tuk aku selesaikan
Aku minta karunia, Tuhan beri aku kesempatan

Dari itu semua, aku tidak menerima apa yang aku inginkan.
Tapi sesungguhnya, aku menerima apa yang aku butuhkan”


Saat itu hatiku terketuk, aku sadar bahwa sebenarnya selama ini Tuhan sedang mempersiapkan aku. Semua yang aku alami merupakan sebuah proses. Sebuah proses untuk membuat diriku semakin matang dan dewasa. Setiap masalah dan rintangan yang aku hadapi merupakan cara Tuhan untuk mempersiapkan aku.

Saat itu, aku sadar bahwa aku tidak pernah berterima kasih atas apa yang sudah diberikanNya padaku. Aku membayangkan, seandainya aku memberikan sesuatu kepada orang lain, entah itu barang ataupun bantuan tetapi sedikitpun orang itu tidak ada rasa terima kasih, bahkan mengeluh dan terus mengeluh, tentunya aku akan kecewa. Aku berpikir, mungkin saja Tuhan juga akan merasakan yang sama.

Sejak saat itu, aku mencoba untuk selalu bersyukur. Bersyukur atas keadaanku saat ini, bersyukur atas apa yang telah diberikanNya padaku. Bersyukur atas hal-hal yang kecil sekalipun. Dan aku merasakan ada sesuatu yang berbeda. Dengan bersyukur, aku merasakan bahwa semuanya jadi lebih indah. Segala beban serasa lebih ringan.

Saat bangun pagi, aku membiasakan untuk mengucapkan kata syukur yang sangat sederhana

“Terima kasih Tuhan atas semua yang telah Kau berikan di hari kemarin. Terima kasih karena Engkau masih memberi aku kesempatan untuk berkarya hari ini. Bimbinglah dan tuntulah aku dalam setiap langkahku. Aku percaya, rancanganMu adalah yang terbaik bagiku, Amin”

Dengan ucapan syukur yang sederhana itu, aku merasa hidupku jauh lebih baik. Ini yang aku sebut “The Magic of Give Thanks”


yeah…
Fendi Heri Yanto
Build Assets!!! or work 'til you drop

Tuesday, April 10, 2007

Triduum Masses

I thank God because He provided me time to joint the Triduum Masses. My schedule was fixed just on time without I asked to my manager.

I am not custommed to ask schedule arrangement as a new employee, but I've told God that I really want to be in unity with Him through the eucharist on those holy days.

He loves me and provides me with everything that pleased Him.
I love my master too...

I love Him...
I Love Him...


Monique Like

Monday, April 2, 2007

Jalan di Surga

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat.

Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yg sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.

"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.
"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku. "Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. "Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku.
"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata : Terima kasih, Tuhan. Dan berbuatlah kebajikan bagi sesamamu serta jauhilah kejahatan".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku.

Malaikat-ku menjawab,
"Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu,dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ...engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat ....
Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia"